Selasa, 24 September 2024

Fast Beauty: Ancaman Produk Kecantikan Wajah Terhadap Lingkungan

Sobat Gembira pernah mendengar tentang fast fashion? Sebuah tren model baju baru dengan waktu yang relatif singkat? 

Jadi fast fashion ini bisa dikatakan perbuatan brand-brand yang tidak bertanggungjawab yang suka merilis produk baru. Belum ada seminggu bahkan sebulan eh sudah launching produk baru lagi. Nah hal ini juga belakangan terjadi di produk kecantikan wajah. Fenomena ini disebut fast beauty.

Fast fashion dan fast beauty ini fenomena yang mirip-mirip lah Sobat Gembira, hanya berbeda di jenis produknya saja. Tapi fast beauty juga sama mengerikannya lho. Yuk kita bahas lebih detail seperti apa itu fast beauty!

Pengertian Fast Beauty, Si Ancaman Dari Produk Kecantikan Wajah

Sebuah poster dengan ilustrasi beberapa produk skincare, di sampingnya terdapat tulisan yang berjudul "Apa itu Fast Beauty".

Mengutip dari rri.co.id, Fast Beauty adalah tren di industri kecantikan yang merujuk pada produksi cepat dengan bahan murah untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi. 

Hal ini bisa disebabkan karena produk kecantikan menjadi salah satu target pasar terbesar, baik di Indonesia maupun mancanegara. Seperti yang kita lihat di beberapa waktu ke belakang ini, Sobat Gembira. Mulai dari produk skincare, kosmetik, hingga berbagai produk kecantikan lain, itu punya peminat yang sangat-sangat besar. 

Apalagi target pasarnya adalah kaum perempuan dan kawula muda, yang punya kebiasaan suka berbelanja. Sehingga brand-brand kecantikan ini dengan sengaja memproduksi produk baru dengan waktu singkat karena target pasar dan permintaannya yang selalu besar. Hal ini juga yang mendasari brand menciptakan produk baru terus-menerus karena merasa setiap launching suatu produk pasti selalu laku dan tetap ada peminatnya.

Lalu siapa yang bisa disalahkan dalam fenomena ini? Pemilik brand yang tidak peduli dengan sustainability dan para konsumen yang latah dalam membeli produk.  Semoga kita nggak termasuk golongan yang latah dalam membeli produk kecantikan ya Sobat Gembira.

Fast beauty ini juga sangat bahaya lho dampaknya bagi lingkungan. Apa saja sih? 

Dampak Fast Beauty, Ancaman Bahaya Produk Kecantikan Wajah Terhadap Lingkungan

Sebuah poster dengan ilustrasi beberapa produk skincare dan tanda bahaya, di sampingnya terdapat tulisan yang berjudul "Dampak Fast Beauty untuk Lingkungan".

Mengutip dari isuu.com, industri kecantikan global diestimasikan memproduksi lebih dari 120 juta unit kemasan produk kecantikan per tahunnya. Namun lebih dari 70% tidak didaur ulang hingga berakhir di tempat pembuangan sampah yang ujung-ujungnya bisa mencemari lingkungan, sungai, sampai lautan.

Fast beauty ini sangat berefek buruk pada ekosistem makhluk hidup, karena memberi dampak negatif yang berlangsung secara panjang. Ini sebenarnya sebuah isu yang besar, tapi mayoritas belum sadar. 

Siklus produksi yang cepat demi memenuhi permintaan, membuat brand mengambil jalan instan untuk dapat keuntungan banyak. Mulai dari menggunakan bahan atau ingredients yang lebih murah dan mudah diproduksi serta memakai bahan yang berbahaya bagi lingkungan. Selanjutnya masalah eksploitasi pekerja karena jam kerja yang tidak wajar demi bisa cepat merilis produk baru. 

Hal yang terkesan cepat dan buru-buru ini bisa juga lho berdampak ke kita sebagai konsumen.  Ini bisa mempengaruhi penurunan kualitas produk, karena tidak punya cukup waktu yang lama dalam uji testing dan sampling. Bayangkan saja Sobat kita memakai produk yang belum bisa dipastikan aman karena jangka ujinya yang sangat pendek. Iiiii ngeri banget nggak sih?!

Kalau di fast fashion kan ada cara menghentikan habit latah membeli baju baru dengan membeli pakaian yang timeless alias dengan capsule wardrobe style. Lalu kalau dengan dunia kecantikan bagaimana ya?

Bijak Membeli Produk Kecantikan Wajah

Sebuah poster dengan ilustrasi keranjanng belanja, di sampingnya terdapat tulisan yang berjudul "Bijak Membeli Produk Kecantika Wajah".

1. Memilih Brand yang Sustainable

Brand sustainable itu seperti apa sih? Yaitu brand yang punya komitmen untuk menjaga dan melindungi Bumi, mulai dari penggunaan bahan produksinya hingga kemasan yang digunakan.

Tahu nggak Sobat bahwa kemasan produk kecantikan itu rata-rata berbahan plastik dengan ukuran yang sangat kecil, sehingga susah untuk didaur ulang? Apalagi plastik ini butuh ribuan tahun untuk terurai. 

Nah, dengan menggunakan produk dari brand yang sustainable atau peduli terhadap lingkungan merupakan salah satu langkah kita bisa melindungi planet Bumi tercinta.

2. Membatasi Pembelian dengan Menggunakan Produk Secukupnya

Salah satu hal bisa diterapkan untuk mengurangi fast beauty adalah menggunakan produk kecantikan wajah dengan secukupnya. Seperti hanya menggunakan basic skincare saja yang sebenarnya sudah cukup untuk merawat dan menjaga kulit kita. Begitupun dengan produk make up, jangan suka FOMO membeli banyak produk karena tergiur reviu influencer atau diskon di marketplace ya Sobta Gembira! 

Stop deh punya foundation dan concealer sampai tiga, empat, lima! Lip products mulai dari lip gloss, lip cream, lip tint, lip glaze, lip stick itu pun dengan berbagai warna dan merek. Cukup beli yang sering digunakan saja ya Sobat! Apalagi produk kecantikan seperti ini punya umur pemakaian yang tidak lama juga 'kan setelah produk dibuka?

Ilustrasi orang yang tengah meditasi dengan tulisan "very mindful dan Stop FOMO!"

Masa sih kita sebagai pribadi yang demure dan mindful ini nggak mindful juga dalam membeli produk kecantikan?
Tapi dalam menggunakan produk secukupnya juga harus diperhatikan, apakah produk-produk tersebut cocok di wajah kita? Cek dengan teliti kandungannya ya. Seperti basic skincare, apakah mengandung bahan aktif AHA seperti Lactid Acid? Atau mengandung BHA seperti Galactosyl Salicylate dan Salicylic Acid? Pastikan bahan yang terkandung sesuai dengan kondisi wajah.
Begitu pun dengan produk make up, cari yang aman. Jangan sampai produk-produk tersebut malah membahayakan diri kita sendiri ya Sobat Gembira!

3. Mengecek Tanggal Pemakaian 

Sobat gembira pasti tahu kan kalau produk kecantikan wajah itu punya umur pemakaian yang sangat singkat? Biasanya rata-rata produk kecantikan wajah hanya punya umur pemakaian 6 hingga 12 bulan.  

Nah jangka umur yang pendek itu bisa jadi alasan kenapa Sobat Gembira hanya perlu membeli produk secukupnya saja. Seperti basic skincare ya beli satu produk saja sampai produknya habis atau sampai batas umur pemakaiannya. Baru deh setelah itu membeli produk lagi!

4. Reduce, Reuse, dan Recycle 

Yaps Sobat bisa memanfaatkan produk kecantikan yang tidak cocok di wajah dengan menggunakannya ke kulit lain. Seperti misalnya sunscreen bisa digunakan untuk pengganti body lotion, moisturizer bisa untuk melembabkan pergelangan tangan, lutut, dan sebagainya. 

Selain itu, produk kosmetik atau make up yang sudah melebihi umur pemakaian dan kadaluarsa bisa Sobat Gembira donasikan lho!

Salah satunya melalui campaign dari Loka Laskar x Make Up Wake Up yang berbasis di Yogyakarta ini. Mereka menawarkan solusi untuk menampung produk kosmetik yang sudah kadaluarsa. Nantinya produk-produk kadaluarsa ini akan disalurkan kepada perias jenazah. Untuk syarat lengkapnya bisa Sobat Gembira cek di sini ya!

Poster dari @makeupwakeup.idn untuk campaign donasi produk makeup kadaluarsa.
Instagram @makeupwakeup.idn

5. Menggunakan Produk Kosmetik Jadul

Nah ini bisa juga jadi landasan menghindari FOMO dengan menggunakan kosmetik jadul. Ajakan ini tengah ramai dan banyak digaungkan kawula-kawula muda di internet. Hal ini disebabkan produk jadul sudah terbukti memiliki kandungan yang aman dan manfaat yang nyata dari zaman nenek dan ibu kita dulu.

Dengan memakai produk jadul, kita bisa menghindari wasting money dalam membeli produk baru yang kualitasnya belum bisa diketahui dengan pasti. Hal ini juga bisa membuat brand-brand berhenti latah memproduksi barang baru dengan cepat. 


x

Bagaimana Sobat Gembira, siap bijak dalam membeli produk kecantikan wajah? Karena dengan bijak membeli produk adalah upaya kita bijak ke lingkungan, yuk sekarang lebih mindful lagi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar